Total Tayangan Halaman

Senin, 29 Agustus 2011

MAU TAHU GIMANA MENENTUKAN KALENDER ISLAM TERUTAMA RAMADHAN DAN SYAWAL

13109890681547353580

1. Teknik pertama: Lo hang out dan tongkrongin tuh langit, intip-intip si Wulan, kalee adje nongol, si Dewi Wulannye. (teknik jadoel, but gaul)
2. Teknik dua : Loe pergi ke obsevatorium misal di Lembang sambil wisata-wisata gitu, trus ngintipin rembulan pake teropong (lihat gambar). Teknik wisatawan.
3. Teknik tiga, beli teropong sendiri kayak Om Anang dan Aurel, trus tongkrongin dari loteng rumah loe (teknik tadjir)
4. Teknik empat, baca-baca kalender, lihat tanggalan (^_^), ikutin aje tuh tanggalan, teknik kalenderian aquillah dirimu pasti sering lihat tanggalan, dan gak usah capek mikir cara bikin tuh tanggalan, hahaha.
5. Teknik lima: nonton TV lihat pengumuman Om menteri, dan patuh ame pemerintah, teknik TV WATCHER.
6. Teknik enam ribet, tapi ada, nih :
Pernah denger istilah rukyat dan hisab? Hmm…keduanya sering banget jadi bahan pembicaraan menjelang bulan puasa dan perayaan hari-hari besar Islam. Yup, dalam Islam dikenal penanggalan Hijriyah yang berpatokan pada kalender Qomariah. Penetapan awal bulannya didasarkan pada hadits Nabi yang berbunyi “Berpuasalah karena melihat bulan dan berbukalah karena melihatnya, maka jika kamu tidak melihatnya (karena tertutup awan), lengkapilah 30 hari untuk bulan Sya’ban” (Hadis)
“Dalam penetapan awal penanggalan bulan dalam kalender Hijriyah, dikenal dua macam cara, yakni rukyat dan hisab. Rukyat ialah penetapan awal penanggalan bulan Hijriyah dengan melihat bulan baru yang disebut hilal (bulan sabit),” jelas HM. Teguh Sobri, Dosen Ilmu Falak di Fakultas Syariah IAIN Raden Fatah. Keberadaan hilal sendiri dibuktikan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan sesaat setelah matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Hijriyah.
Dalam metode rukyat, lanjut Teguh Sobri, penentuan tanggal hari esok ditentukan dengan melihat hilal (bulan sabit) ketika matahari terbenam. Bila matahari terbenam sedangkan hilal sudah lebih dulu terbenam, maka berarti besok tanggal 30 (digenapkan 30 hari). Sedangkan bila saat matahari terbenam ketika itu hilal berada lebih dari dua derajat di atas ufuk, artinya kita udah memasuki tanggal 1 bulan baru. Posisi seperti ini sendiri terjadi pada bulan puasa tahun ini.
“Permasalahannya ketika hilal berada kurang dari dua derajat di atas ufuk. Perbedaan ini terjadi karena posisi hilal saat itu tidak terlihat, apakah sudah di atas ufuk atau belum,” terangnya.
Sedangkan hisab yakni penetapan awal penanggalan bulan Hijriyah dengan melihat atau memperkirakan hilal. Dalam hisab, keberadaan hilal didasarkan pada perhitungan-perhitungan dengan Ilmu Falak (Astronomi,red).
Hisab ini sendiri terbagi dua, yaitu Hisab ‘Urfi dan Hisab Hakiki. Dalam Hisab Urfi, penanggalan dengan menetapkan jumlah hari dari tiap-tiap bulan, 29 atau 30 hari. Sedangkan perhitungan secara hakiki, ialah hitungan yang sebenarnya, artinya hitungan berdasarkan  peredaran matahari atau bulan yang setepat-tepatnya. Hisab Hakiki sendiri berlaku untuk menentukan awal Ramadhan, Syawal, dan hari-hari besar Islam lain yang ada hubungannya dengan ibadah.
Katanya, penentuan awal Ramadhan sendiri sudah dihitung oleh keempat lembaga Kementerian Agama di masing-masing negara, yakni Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Keempat negara tersebut juga punya ketetapan posisi hilal yang sama, yakni di atas dua derajat. Perhitungan kalender pun bahkan telah ada untuk jangka panjang. “Tak hanya untuk kalender tahun ini, bahkan untuk puluhan tahun berikutnya,” tambah Teguh Sobri.
Nah, mungkin Xpresia pernah bingung, kenapa orang-orang di Arab Saudi lebih dulu melaksanakan Idul Fitri? Padahal kita berada di sebelah Timur, yang artinya perbedaan waktu kita lebih awal dari mereka yang di Barat. “Ini karena kesalahan melihat penanggalan Hijriah dengan memakai penanggalan Masehi,”ucapnya.
Maksudnya? Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal, berdasarkan kalender Hijriah. Yang mendasarkan perhitungannya sesuai pergerakan bulan, dimana bergerak dari Barat ke Timur. Oleh karena itu, wajar apabila Arab Saudi dan negeri lainnya di sebelah Barat Indonesia melaksanakan Idul Fitri lebih dulu.
Lalu gimana dengan beberapa aliran atau tarekat di Nusantara yang punya patokan berbeda dalam menentukan awal puasa? “Seperti itu mungkin berlandaskan hisab urfi, dengan jumlah hari yang sudah ditetapkan. Bisa juga dengan melihat pasang air laut. Ketika terjadi pasang paling surut, saat itulah bulan baru,” terangnya lagi. Selain itu, lanjutnya, di daerah tertentu seperti di Banyumas, ada pula perhitungan awal bulan berdasarkan ‘Aboge’ (Alif Rebo Wage), atau ‘Asapon’ (Alif Senin Pon).
Well, dengan beragam cara penentuan awal bulan ini, mungkin bikin sebagian orang kebingungan, apalagi mereka yang masih awam. Seringkali di antara umat Islam terjadi perbedaan waktu dalam merayakan hari besar, padahal berada dalam satu daerah yang sama. Hmm…Sebenernya banyak hikmah yang bisa dipetik dari hal ini. “Umat dituntut untuk  lebih toleran terhadap kemungkinan terjadinya perbedaan. Karena ibadah sendiri tergantung pada keyakinan masing-masing. Silahkan ikuti yang mana yang diyakini,” pungkasnya. (x15) 
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/07/18/mau-tahu-gimana-menentukan-awal-bulan-islam/

PILIHAN ADA DI TANGANMU, UPS SALAH, PILIHAN ITU ADA DI HATI DAN FIKIRANMU.
I LOVE YOU FULL, I SHARE THIS, COZ I LOVE YOU, IF I LOVE YOU, WHY DON'T YOU LOVE YOURSELF??





2 komentar:

  1. emang ribet sih bro....ini karena kita terlalu berpusing dengan hukum dan landasan sedangkan pemerintah tidak mengambil peran tegas. Kenapa sih ga kerjasama dengan lapan dalam penetapan penanggalan secara resmi..emang ribet sih bro....ini karena kita terlalu berpusing dengan hukum dan landasan sedangkan pemerintah tidak mengambil peran tegas. Kenapa sih ga kerjasama dengan lapan dalam penetapan penanggalan secara resmi..

    BalasHapus
  2. pemerintah sudah tegas bro, yaitu menegaskan untuk merutinkan sidang isbat untuk awal romadhon, akhir romadhon, dan lebaran hadji, ampe 3 kali sidang, buat bagi-bagi rejeki xixixi, kalo mo murah dan mudah ya copas keputusan MUI-nya yang di makkah, biar gak kayak taon kemarin, OM SDA wukuf hadjinya tanggal selasa tapi Kemenag menetapkan idul adha hari Rabu, xixixi...

    BalasHapus